Pesantren Adalah Solusi Perbaikan Generasi Muda Dari Pengaruh Negative Sosial Media

Pesantren Adalah Solusi Perbaikan Generasi Muda Dari Pengaruh Negative Sosial Media

Siapa saat ini yang tidak mengakses media sosial? Tentu, hampir semua kalangan dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga orang tua saat ini mengakses media sosial. Terutama yang sedang tren adalah konten video pendek dari platform TikTok, Instagram Reels, dan YouTube Shorts untuk mencari hiburan dan informasi yang dibutuhkan. Bahkan, media sosial telah menjadi ladang untuk mencari pekerjaan atau bahkan untuk mendapatkan pendapatan hidup, serta bisa menjadi wadah kebermanfaatan.

Namun, tidak sedikit konten yang beredar bermuatan negatif dan mengandung berbagai maksiat yang diharamkan dalam Islam, seperti ujaran kebencian, penyimpangan, pornografi, terorisme, dan lainnya. Hal ini perlu diwaspadai bagi sebagian orang yang tidak memiliki bekal memadai dalam agama, karena mereka sangat berpotensi mengonsumsi konten negatif tersebut atau bahkan terpengaruh oleh pembuatan konten tersebut.

Peran Pesantren dalam Membentengi Generasi Muda dari Pengaruh Negatif Media Sosial dan Teknologi

Salah satu upaya untuk membentengi generasi muda dari kemungkinan buruk akibat media sosial adalah pesantren. Generasi muda adalah penerus kita kelak. Bagaimana jadinya jika mayoritas generasi penerus kita menjadi pecandu media sosial dan terkontaminasi oleh konten negatif? Tentu hal ini tidak kita inginkan.

Mengapa pesantren adalah salah satu solusi untuk membentengi generasi muda dari kerusakan yang disebabkan oleh media sosial?

Pertama, di pesantren, seperti di PIAT 6 Bodonwoso, santri dilarang membawa handphone. Mereka difokuskan untuk menuntut ilmu agama, tentunya yang bersumber dari Al-Qur’an dan Sunnah dengan pemahaman salafusshalih.

Kedua, melalui ilmu yang diajarkan di pesantren, santri akan disadarkan terlebih dahulu terkait hal-hal yang dilarang dalam Islam. Dengan demikian, sebelum menggunakan fasilitas seperti handphone, mereka mampu memilah mana konten yang bermanfaat dan mana yang tidak, berkat bekal yang diperoleh selama di pesantren.

Ketiga, berada di lingkungan yang positif, santri dapat saling memberi dukungan dalam menghadapi berbagai tantangan, termasuk dalam penggunaan teknologi. Diskusi dan kolaborasi antar santri dapat memperkuat ikatan positif dan membantu mereka untuk tetap fokus pada tujuan belajar.

 

 

Yang terpenting adalah memohon perlindungan kepada Allah ‘Azza wa Jalla

Kita perlu meminta perlindungan kepada Allah agar terhindar dari fitnah dan syubhat akhir zaman yang banyak beredar di dunia maya, terutama maksiat yang diumbar dan dosa-dosa yang ditampakkan.

Semoga Allah ‘Azza wa Jalla menjaga hidayah dan keistiqamahaan kita, serta mengaruniakan keberkahan dan keikhlasan dalam setiap amal yang kita perbuat. Mari berdoa dan senantiasa meminta perlindungan kepada Allah agar terhindar dari fitnah dan perbuatan keji, yakni fitnah-fitnah informasi yang dapat memperburuk dan menimbulkan penyakit hati dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk di media sosial. Semoga kita dimudahkan dan dimampukan dalam menjaga niat diri, serta ikhlas menjadi insan yang semakin bertakwa dan mengimani setiap syariat dan sunnah Nabi.

  1. Menyelenggarakan pendidikan secara profesional berbasis penelitian, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta berwawasan lingkungan.
  2. Mencetak lulusan berkarakter Islami yang mampu berdakwah sesuai prinsip Ahlussunnah wal jama’ah dan menjadi pelopor berkemajuan.
  3. Mewujudkan warga pesantren yang berilmu, berakhlak karimah dan bermanfaat bagi diri sendiri, lingkungan masyarakat, bangsa dan negara.