Pelatihan Kepengasuhan Tahap 1 metode "KATSAYAN"

Previous slide
Next slide

PIAT 6 BONDOWOSO-Ahad (27 Agustus 2023), Alhamdulillah seluruh Civitas PIAT 6 Bondowoso berkesempatan mendapat pelatihan Kepengasuhan berbasis FITRAH oleh Ustadz Yusuf Utsman Baisa, Lc beliau adalah ketua BALITBANGWAS (Badan Penelitian dan Pengawasan) Al-Irsyad dan Mudir ke-3 PIAT Pusat Salatiga, Kab.Semarang. Kegiatan ini berlangsung selama 4 dari tanggal 27 Agustus-30 Agustus 2023  hari mulai pukul 08:00 – 16:00 dan akan berlanjut sampai 4 sesi berulang setiap bulannya. Metode kepangasuhan yang beliau temukan telah diterapkan berpuluh-puluh tahun di PIAT Pusat telah terbukti berhasil mencetak generasi muda yang berkualitas. Berikut Rangkuman singkat dari meteri yang beliau sampaikan selama 4 hari :

Pengausuhan itu bukanlah pengajaran dimana pengajaran adalah Transfer of knowledge mentransfer dari otak guru ke otak murid dari buku ke otak murid pelakunya disebut pengajar.

Sedangkan Pengasuhan adalah Transfer of Value melakukan proses mentranformasi/memindahkan ilmu yang sudah didapat oleh anak agar menjadi amalan, teori menjadi praktek, Konsep menjadi implementasi.

Dalam proses Kepengasuhan dibutuhkan metode oleh karena itu muncullah KATSAYAN (Pendekatan, Pembiasaan dan Pelayanan) yang insyaAllah bila di terapkan dengan benar akan membuahkan keberhasilan dalam mengasuh.

Setiap orang laki dan Perempuan punya kewajiban untuk mengasuh dimulai dari mengasuh diri sendiri, mengasuh anak, mengasuh orang lain, mengasuh istri, mengasuh suami.

1. Pendekatan

Pendekatan tidak hanya anak jadi bersalaman, berpelukan dengan tanpa ada pengaruh apapun, bukan hanya kedekatan fisik. Kedekatan itu lahirnya kepercayaan pada diri anak agar anak mau menerima kepengasuhan yang kita lakukan kita mengasuh dia dan dia tidak merasa asing kepada kita dia menganggap apa yang dilakukan oleh kita itu semuanya baik semuanya bermanfaat untuk dia.

2. Pembiasaan 

Memproses sebuah perubahan itu dimulai dengan kebiasaan dimana sifat, Karakter, sikap adalah hasil dari kebiasaan. Sehingga proses dari sebuah usaha dalam merubah adalah dengan melakukan kebiasaan, orientasi kepengasuhan dari Pembiasaan adalah bagaimana supaya proses berjalan dengan baik sehinngga pembinaan dan pembentukan akan terus berlangsung.

3. Pelayanan

Dimana orientasinya adalah “Terwujudnya pengembangan diri” yang kita harapkan pada anak disaat kita melayani, memfasilitasi, melatih, mendampinginya terus menerus, menginspirasinya, memotivasinya semua itu supaya terjadi pengembangan diri kemampuan, keterampilan, kecerdasannya terus bertambah kemudian banyak hal yang kita inginkan dari perubahan-perubahan pun terjadi maka itulah pelayanan yang berhasil.

Pendekatan, Pembiasaan dan Pelayanan harus berlangsung dengan baik secara terus menerus dan berurutan KAT-SA-YAN, Kegagalan dalam Kepengasuhan Apabila kita melakukan terbalik-balik missal YAN-KAT-SA. buru-buru melakukan pelayanan padahal kita belum membangun kebiasaan baik, Contohnya: “Ada anak nakal kita beri fasilits motor anak itu tidak dalam keadaan siap dia masih nakal disaat kita beri motor dia akan semakin nakal bisa ugal-ugalan di jalan jadi pembalap liar, mengganggu ketertiban umum dan lain sebagainya.” Ini kesalahan dalam melakukan metode pengasuhan.

Melayani itu setelah si anak siap telah manjadi orang yang benar-benar menerima kebiasaan-kebiasaan baik dan memiliki kesadaran yang bagus, Maka kalau kita berikan fasilitas-fasilitas itu malah membuat dia menjadi baik semakin mengarah kepada pengembangan diri ini baru benar dalam melakukan pelayanan.

Berikutnya, disaat kita ingin melakukan pembiasaan-pembiasaan tapi anak itu tidak percaya kepada kita, merasa tidak dekat dengan kita, merasa curiga kepada kita maka gagallah pembiasaan itu kita lakukan, Maka Wajib mutlak urutannya harus KAT – SA – YAN .

Gedung Madrasah

Kegiatan belajar santri santri ditunjang oleh gedung madrasah yang terdiri dari 2 lantai dengan ruang kelas yang cukup luas ,bersih, nyaman dan memadai.

Asrama

Sarana peristirahatan santri ditunjang oleh asrama yang bersih dan representatatif (10 Santri/kamar) kamar tidur susun, lemari dan kamar mandi.

Perpustakaan

Berupya menyediakan bahan buku bacaan dan bahan-bahan penunjang pengajaran. Hal ini diharapkan agar perpustakaan dapat memperkaya Ilmu kepada Santri.

Masjid

Sarana Ibadah santri ditunjang Masjid Saif ghanim Saif as suwaidy juga di manfaatkan santri untuk belajar malam, Menghafal dan muroja’ah hafalan.

UKS

UKS sebagai sarana pertolongan pertama bagi santri yang mengalami sakit atau cidera. Terdiri dari tempat tidur alat kesehatan dan obat-obatan.

LAB Komputer

Untuk menunjang kegiatan pembelajaran santri yang membutuhkan komputer. Juga terdapat fasilitas koneksi Internet, papan tulis, proyektor, meja, kursi, dan lainnya.

Gedung Olahraga

Tempat para santri melakukan kegiatan ekstrakulikuler Sepak bola , Badminton, Voli, Basket, Tenis meja, pramuka, pancak silat dan memanah.

Math'am

Merupakan sarana makan dan minum santri 3x sehari. Menyediakan makanan yang bergizi sebagai upaya menjaga kesehatan santri dan pelajaran mudah dicerna dengan baik.  

Makshof/Kantin

Menyediakan makanan dan minuman sehat  dan kebutuhan lain seperti alat tulis, Buku, Seragam dan lain-lain. Sistem pembayaran dengan Scanner kartu RFID.

Profil PIAT 6 Bondowoso

Penerimaan Santriwan Baru Tahun Ajaran 2024-2025 Dibuka

Pelatihan Kepengasuhan Tahap 1 metode "KATSAYAN"

Previous slide
Next slide

PIAT 6 BONDOWOSO-Ahad (27 Agustus 2023), Alhamdulillah seluruh Civitas PIAT 6 Bondowoso berkesempatan mendapat pelatihan Kepengasuhan berbasis FITRAH oleh Ustadz Yusuf Utsman Baisa, Lc beliau adalah ketua BALITBANGWAS (Badan Penelitian dan Pengawasan) Al-Irsyad dan Mudir ke-3 PIAT Pusat Salatiga, Kab.Semarang. Kegiatan ini berlangsung selama 4 dari tanggal 27 Agustus-30 Agustus 2023  hari mulai pukul 08:00 – 16:00 dan akan berlanjut sampai 4 sesi berulang setiap bulannya. Metode kepangasuhan yang beliau temukan telah diterapkan berpuluh-puluh tahun di PIAT Pusat telah terbukti berhasil mencetak generasi muda yang berkualitas. Berikut Rangkuman singkat dari meteri yang beliau sampaikan selama 4 hari :

Pengausuhan itu bukanlah pengajaran dimana pengajaran adalah Transfer of knowledge mentransfer dari otak guru ke otak murid dari buku ke otak murid pelakunya disebut pengajar.

Sedangkan Pengasuhan adalah Transfer of Value melakukan proses mentranformasi/memindahkan ilmu yang sudah didapat oleh anak agar menjadi amalan, teori menjadi praktek, Konsep menjadi implementasi.

Dalam proses Kepengasuhan dibutuhkan metode oleh karena itu muncullah KATSAYAN (Pendekatan, Pembiasaan dan Pelayanan) yang insyaAllah bila di terapkan dengan benar akan membuahkan keberhasilan dalam mengasuh.

Setiap orang laki dan Perempuan punya kewajiban untuk mengasuh dimulai dari mengasuh diri sendiri, mengasuh anak, mengasuh orang lain, mengasuh istri, mengasuh suami.

1. Pendekatan

Pendekatan tidak hanya anak jadi bersalaman, berpelukan dengan tanpa ada pengaruh apapun, bukan hanya kedekatan fisik. Kedekatan itu lahirnya kepercayaan pada diri anak agar anak mau menerima kepengasuhan yang kita lakukan kita mengasuh dia dan dia tidak merasa asing kepada kita dia menganggap apa yang dilakukan oleh kita itu semuanya baik semuanya bermanfaat untuk dia.

2. Pembiasaan 

Memproses sebuah perubahan itu dimulai dengan kebiasaan dimana sifat, Karakter, sikap adalah hasil dari kebiasaan. Sehingga proses dari sebuah usaha dalam merubah adalah dengan melakukan kebiasaan, orientasi kepengasuhan dari Pembiasaan adalah bagaimana supaya proses berjalan dengan baik sehinngga pembinaan dan pembentukan akan terus berlangsung.

3. Pelayanan

Dimana orientasinya adalah “Terwujudnya pengembangan diri” yang kita harapkan pada anak disaat kita melayani, memfasilitasi, melatih, mendampinginya terus menerus, menginspirasinya, memotivasinya semua itu supaya terjadi pengembangan diri kemampuan, keterampilan, kecerdasannya terus bertambah kemudian banyak hal yang kita inginkan dari perubahan-perubahan pun terjadi maka itulah pelayanan yang berhasil.

Pendekatan, Pembiasaan dan Pelayanan harus berlangsung dengan baik secara terus menerus dan berurutan KAT-SA-YAN, Kegagalan dalam Kepengasuhan Apabila kita melakukan terbalik-balik missal YAN-KAT-SA. buru-buru melakukan pelayanan padahal kita belum membangun kebiasaan baik, Contohnya: “Ada anak nakal kita beri fasilits motor anak itu tidak dalam keadaan siap dia masih nakal disaat kita beri motor dia akan semakin nakal bisa ugal-ugalan di jalan jadi pembalap liar, mengganggu ketertiban umum dan lain sebagainya.” Ini kesalahan dalam melakukan metode pengasuhan.

Melayani itu setelah si anak siap telah manjadi orang yang benar-benar menerima kebiasaan-kebiasaan baik dan memiliki kesadaran yang bagus, Maka kalau kita berikan fasilitas-fasilitas itu malah membuat dia menjadi baik semakin mengarah kepada pengembangan diri ini baru benar dalam melakukan pelayanan.

Berikutnya, disaat kita ingin melakukan pembiasaan-pembiasaan tapi anak itu tidak percaya kepada kita, merasa tidak dekat dengan kita, merasa curiga kepada kita maka gagallah pembiasaan itu kita lakukan, Maka Wajib mutlak urutannya harus KAT – SA – YAN .

Profil PIAT 6 Bondowoso
Berita Terbaru
Dokumentasi Kegiatan
Fasilitas